BERKAT DANA BERGULIR (UPK) DARI ROMBONG JADI MOBIL
Banyak hal yang dapat dipetik dari pembelajaran substansi program, baik terkait bagaimana memaksimalkan kehidupan social kita di komunitas warga, juga bagaimana kita kreatif untuk bisa secara mandiri merangkak pada perubahan hidup yang lebih sejahtera serta peduli menuju sebuah tatanan yang madani. PNPM MANDIRI PERKOTAAN menyemaikan pembelajarannya melaui sebstansi prestisiusnya yang semuanya bergantung pada tingkan kepedulian, partisipasi dan kreatifitasnya dalam menatap tantangan hidup ini, yang pada initinya adalah mencolek kita semua sebagai mahluk social apakah masih memiliki nilai-nilai kemanusian dan value “nilai-nilai yang perlu diperjuangkan”. Dari proses pembelajaran PNPM MP sejak Th.2007 di Pulai Bali, setitik harapan perubahan itu kini dapat dirasakan serta dilihat keberadaannya langsung, meski belum banyak serta maksimal hasilnya tapi inilah langkah menuju perjuangan sejati. Salah satu gambaran tersebut adalah Gusti Ayu Ariani, yang secara singkat kami paparkan dibawah ini :
Mengawali usaha berjualan lawar bali pada tahun 1994 dengan modal pas-pasan membuat Ibu Gusti Ayu Ariani berinisiatif meminjam dana bergulir UPK, setelah adanya sosialisasi oleh BKM Sedana Yoga- Desa Dauh Puri Kaja. Pada awal Januari 2009 Ibu Gusti dan suaminya mendapatkan tambahan modal dari BLM masing-masing Rp.500.000,00. Modal ini digunakan untuk menambah porsi dagangan dan menu lain yaitu krupuk kulit babi dan minuman botol. Sebulan berjalan ternyata memang benar omzet penjualan bertambah. Demikian juga dengan keuntungan yang didapat. Sebelum mendapatkan modal dari PNPM ia hanya meperoleh untung sekitar Rp.200.000 per hari,sedangkan sekarang bisa mencapai Rp.300.000-Rp.400.000 per hari.
Saat ini setelah memperoleh dana bergulir UPK bu Gusti sudah bisa mendapatkan keuntungan yang lebih sehingga bisa membeli sebuah mobil pickup yang digunakan untuk berjualan. Jika awalnya sarana berjualan hanya sebuah rombong saat ini mobil pick up dirasakan lebih praktis karena tidak perlu lagi mendorong dagangan sampai tempat berjualan. Astungkara sekarang kalau lagi ramai omsetnya bisa mencapai Rp.1.5 juta,kata bu Gusti. Saya berjualan pukul 17.00-21.00 WITA di perempatan jalan Bedahulu-Gatot Subroto, ujarnya. Bu Gusti sudah banyak punya langganan karena sudah lama berjualan dan tempat berdagang yang cukup strategis. Sekarang saya masih meminjam dana bergulir dengan plafon maksimal 2juta, pinjaman itu digunakan untuk menambah lagi jenis dagangan dengan makanan ringan seperti gorengan dan aneka snack. Ya, ada saja yang beli, apalagi disini dekat supermarket, karyawannya banyak yang mampir kesini, ujar bu Gusti Ariani.
Sebelumnya ibu Gusti adalah seorang penjahit baju. Karena usahanya ini dianggap kurang menguntungkan,apalagi suaminya I Gusti Ngurah Sucita hanya bekerja sebagai pemungut sampah dari rumah ke rumah di lingkungan jalan Gatot Subroto VI ,lalu sekitar tahun 1994 ia dan suaminya mencoba usaha berjualan lawar babi. Modal awal berjualan diperoleh dari keuntungan menjahit dan hasil penjualan mesin jahit yan digunakan untuk membeli rombong. Selain itu ibu dengan 4 orang anak ini pada waktu itu juga meminjam kredit di BRI (sekarang sudah lunas).
Dengan berjualan lawar babi hasilnya memang lebih menguntungkan ,karena setiap hari selalu saja ada pembeli yang datang. Sejak ada sosialisasi dana bergulir dari Progam PNPM Mandiri-Perkotaan sekitar bulan Agustus 2008 di Dusun Teruna Sari Desa Dauh Puri Kaja oleh BKM Sedana Yoga, ibu Ariani berencana untuk menaikkan omzet penjualannya. Di mana sebelumnya ia berjualan dengan modal paling banyak Rp.500.000 per hari dan omzet penjualannya Rp. 700.000. Ia dan suaminya kemudian bergabung dalam KSM Sandat yang anggotanya juga para pedagang.
Setiap hari ibu Ariani ditemani anaknya berbelanja daging babi di pasar Badung. Begitu juga setiap sore ia dibantu dua anak laki-lakinya berjualan di perempatan jalan Bedahulu. Dengan adanya stimulan BLM dana bergulir ibu Ariani merasa bersyukur, keuntungan penjualannya bertambah dan keempat anaknya masih tetap bisa sekolah.
Gambaran diatas adalah sebuah gambaran kecil namun bernilai yang cukup dasyat buat pembelajaran kita semua guna sikapi hidup ini, jangan pernah pandang besar kecilnya sebuah ilmu; Namun pandanglah sejauh mana ilmu itu dapat bermanfaat buat menggelindingkan isi otak anda guna membuat loncatan lebih jauh terhadap masalah kehidupan kita kini.
Salam Sukses………………………..
Ditulis oleh : Cok Ita Timtayanti
Senior Fasilitator Kota Denpasar
0 komentar:
Posting Komentar